BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Sudah dirintis

Sudah dirintis. Info sangat penting tentang Sudah dirintis. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Sudah dirintis

Usahanya ini dijalankan oleh beberapa orang kepercayaannya. Saya sering mendengar tambak udangnya itu sudah beberapa kali berhasil dipanen hasilnya. Sepertinya setelah memasuki masa pensiun, pak Sutrisman tetap akan mempunyai kesibukkan. Menggeluti bisnis barunya. Sayangnya saya tidak sempat mengambil gambar saat teman-teman menyalami atau memeluk pak Sutrisman yang akan segera meninggalkan Pulau Bunyu itu. Begitu saya sampai di TKP, pak Sutrisman sudah naik ke Speed Boat. Saya hanya sempat membalas lambaian tangan beliau. Yang sempat saya ambil gambarnya saat speed boat itu bergerak meninggalkan dermaga. Ya sudah deh, selamat jalan pak Sutrisman. Salam untuk keluarga di Tarakan ya. Wah…, kalau membayangkan hari-hari yang akan dilalui pak Sutrisman pada masa pensiunnya, jadi kepingin ikutan pensiun juga nih. Biar bisa menggeluti usaha sendiri. Syukur-syukur perusahaan yang digeluti nanti bisa makin berkembang. Siapa tahu bisa menjelma jadi perusahaan multinasional. Jadi konglomerat, gitu. Wekekeke…. Tapi kayaknya saya belum siap tuh. Sudah biasa digaji orang lain sih. Mungkin memang harus mempersiapkan mental mulai sekarang. Bagaimana dengan sampeyan? Jembatan ini setiap hari saya lewati. Karena letaknya antara rumah saya dengan kantor tempat saya bekerja. Juga antara rumah saya dengan pasar. Dan setiap orang di Pulau Bunyu ini hampir setiap hari melintasinya. Mungkin karena jembatan ini merupakan jembatan yang menghubungkan jalan Methanol Raya yang juga menjadi jalan utama di pulau ini. Sebenarnya ada beberapa jembatan di Pulau Bunyu, tapi karena letaknya bukan pada lintasan jalan utama, belum tentu sebulan sekali saya melewatinya. Nama jembatan yang saya sebut diawal tadi adalah jembatan Sungai Buaya. Meskipun nama sungainya pakai buaya, tapi saya belum pernah mendengar ada buaya yang berkeliaran disitu. Kecuali buaya darat. Meskipun sudah punya nama resmi jembatan Sungai Buaya, tapi nama itu jarang sekali disebut-sebut orang. Malah orang lebih suka menyebutnya dengan nama jembatan 30 Ton. Koq namanya jadi jembatan 30 Ton? Nah.., itu ada penyebabnya. Jembatan ini dirancang untuk bisa menahan beban kendaraan berbobot hingga 30 Ton. Makanya pada tembok diujung jembatan tercantum huruf-huruf besar bertuliskan MAX 30 TON. Kalau melihat tulisan itu, nama jembatannya mestinya jembatan Max 30 Ton. Tapi dari pada ribet, orang-orang lebih suka menyebut 30 Ton saja. Saya kurang tahu pasti apa memang kapasitas jembatan itu hanya terbatas pada kendaraan berbobot 30 Ton saja. Sebab seringkali mobil trailler yang mengangkut komponen RIG atau unit mesin besar berbobot lebih dari 60 ton melintasi jembatan itu. Toh jembatan itu tetap anteng-anteng saja. Tidak bergoyang saat kendaraan-kendaraan itu melintas diatasnya. Tidak ada tanda-tanda kerusakan pada pondasinya. Malah badan jalan yang dihubungkannya jadi agak melesak turun karena seperti kurang mampu menahan beban kendaraan-kendaraan besar itu.


Powered By : Blogger